Jumat, 21 November 2014

Automaton Pemain Catur

Turk, yang juga dikenal sebagai Robot Orang Turki (Mechanical Turk) atau Automaton Pemain Catur (bahasa Jerman: Schachtürke; bahasa Hongaria: A Török), merupakan mesin catur palsu yang dibuat pada akhir abad ke-18. Dari tahun 1770 hingga kemusnahannya dalam kebakaran pada tahun 1854, mesin ini dipamerkan sebagai suatu automaton asli oleh beberapa pemilik[nya] yang berbeda, sampai akhirnya dibeberkan sebagai automaton palsu pada awal 1820-an.Turk dibuat dan ditampilkan perdana pada tahun 1770 oleh Wolfgang von Kempelen (1734–1804) demi mengesankan Ratu Maria Theresa dari Austria. Mesin tersebut tampak mampu bermain dengan cakap saat melawan manusia, dan juga mampu melakukan perjalanan kuda, yaitu suatu teka-teki catur yang mensyaratkan pemain agar mengerakkan kuda untuk menyentuh seluruh petak papan catur, tetapi tiap petak hanya boleh disentuh sekali.
Turk sebenarnya adalah mesin sulap yang memungkinkan seorang master catur bersembunyi di dalamnya untuk mengendalikannya. Dengan pengendali yang mahir, Turk telah memenangkan banyak pertandingan catur yang diselenggarakan pada saat pameran keliling Eropa dan Amerika selama hampir 84 tahun, serta pernah bermain dan mengalahkan para tokoh besar seperti Napoleon Bonaparte dan Benjamin Franklin. Pengendali [Turk] saat pertunjukan yang dilakukan oleh Kempelen masih belum diketahui. Ketika mesin tersebut dibeli pada tahun 1804 dan dipamerkan oleh Johann Nepomuk Mälzel, master catur yang mengendalikannya secara rahasia antara lain adalah Johann Baptist Allgaier, Boncourt, Aaron Alexandre, William Lewis, Jacques François Mouret, dan William Schlumberger.
 

Pembuatan:

Kempelen terinsiprasi untuk membuat Turk setelah menghadiri undangan Maria Theresa dari Austria di Istana Schönbrunn. Pada saat itu, François Pelletier mempersembahkan pertunjukan sulap. Dalam suatu percakapan ketika pertunjukan usai, Kempelen berjanji untuk kembali ke istana tersebut dengan membawa sebuah penemuan yang mampu mengalahkan pamor sulap tersebut. Hasil dari penepatan janji ini adalah suatu automaton pecatur, yang dikenal pada masa kini sebagai Turk. Pada alat itu terdapat sebuah boneka seukuran manusia, berkepala dan berbadan menyerupai manusia, dengan janggut hitam dan mata abu-abu, serta dilengkapi dengan jubah dan sorban khas Turki, yang dikatakan oleh Tom Standage—seorang jurnalis dan penulis—sebagai "suatu kostum penyihir-timur tradisional". Tangan kirinya memegang cangklong panjang khas Turki, sementara tangan kanannya diletakkan di atas kotak besar dengan panjang sekitar 3½ kaki (110 cm), lebar 2 kaki (60 cm), dan tinggi 2½ kaki (75 cm). Papan catur berukuran 18 in2 diletakan di atas kotak tersebut. Bagian depan kotak terdiri dari tiga pintu, dan sebuah laci berisi satu set catur berbahan gading yang berwarna merah dan putih.
Cetakan ilustrasi Turk, menunjukkan kotak yang terbuka dan bagian dalam mesin. Garis skala di bagian kanan bawah memudahkan untuk menentukan ukuran automaton tersebut. Kempelen merupakan grafikawan yang mahir dan mungkin telah menggambar sendiri ilustrasi ini.

 
Bagian dalam mesin amat rumit dan dirancang untuk mengelabui siapa pun yang mengamatinya. Ketika pintu sebelah kiri dibuka, maka tampaklah rangkaian sejumlah gir dan roda yang mirip dengan mesin jam. Bagian ini juga dirancang agar seseorang dapat melihat tembusan seluk-beluk mesin tersebut ketika pintu belakang kotak juga dibuka pada waktu yang sama. Bagian di sebelahnya tidak berisi mesin, melainkan sebuah bantal merah dan beberapa bagian yang dapat dilepas, termasuk struktur berbahan logam. Bagian ini juga dirancang untuk memberikan pandangan yang menembus seluk-beluk mesin tersebut. Di bawah jubah boneka orang Turki, ada dua pintu lain yang disembunyikan. Bagian ini juga menampakkan mesin jam dan memberikan pandangan menembus mesin tersebut. Desainnya memungkinkan demonstran Turk untuk membuka setiap pintu yang ada—demi mempertahankan ilusi—di hadapan khalayak ramai.
Mesin rumit yang terlihat di sisi kiri atau pun laci yang berisi catur tidak dibuat hingga memenuhi bagian belakang kotak, melainkan hanya memenuhi sepertiga bagian dari mesin tersebut. Sebuah kursi geser juga dipasang di dalamnya, agar memungkinkan operator mesin—yang bersembunyi di dalam kotak—untuk berpindah tempat sehingga ia dapat menghindari pandangan pengamat saat beberapa pintu dibuka. Geseran kursi menyebabkan mesin tiruan meluncur dan menggantikan posisi operator sehingga menyembunyikan operator di dalam kotak tersebut.
Papan catur di atas kotak tersebut cukup tipis sehingga memungkinkan untuk ditembus gaya magnet. Pada bagian bawah buah catur terdapat magnet berukuran kecil namun berdaya tarik kuat. Ketika ditempatkan pada petak papan catur, tiap buah catur akan menarik tiap magnet dalam posisi tertentu yang berada pada suatu rangkaian di bawah papan tersebut. Hal ini memungkinkan operator di dalam mesin untuk melihat pergerakan buah catur di atas papan catur.[ Di balik papan catur juga terdapat angka-angka dari 1 sampai 64, agar memungkinkan operator untuk mengetahui posisi buah catur yang digerakkan oleh pemain. Magnet-magnet di dalam mesin ditempatkan sedemikian rupa agar tidak terpengaruh oleh gaya magnet lain dari luar mesin, dan Kempelen sering menempatkan magnet besar di sisi papan untuk menunjukkan bahwa mesin tersebut tidak dipengaruhi oleh gaya magnet.
Sebagai pengecoh lainnya, Turk didampingi oleh sebuah kotak kayu mirip peti mati kecil yang diletakkan di atas mesin tersebut oleh demonstrannya. Johann Nepomuk Mälzel, pewaris kepemilikan mesin tersebut, tidak menggunakan kotak itu, tetapi pemilik sebelumnya yaitu Kempelen sering mengintip ke dalam kotak itu saat permainan berlangsung, mengesankan bahwa kotak itu mengendalikan beberapa aspek dari mesin tersebut. Kotak tersebut dipercayai oleh beberapa orang sebagai kotak bertuah, sebagaimana Karl Gottlieb von Windisch menuliskan dalam bukunya Inanimate Reason (1784) bahwa "seorang perempuan tua, pada khususnya, yang tidak melupakan cerita yang dituturkan kepadanya ketika masih muda … pergi bersembunyi di tempat duduk dekat jendela, sejauh mungkin dari [jangkauan] roh jahat, yang ia yakini telah merasuki mesin tersebut."
Di bagian dalam mesin juga terdapat sebuah papan catur berlubang yang terkait dengan rangkaian tuas mirip pantograf untuk menggerakan lengan kiri boneka. Bila pointer pantograf di dalam mesin digerakkan sesuai petak papan catur berlubang tersebut, maka lengan boneka Turk pada papan catur di sebelah atas juga bergerak secara bersamaan. Jangkauan gerak yang diperoleh memungkinkan operator di dalam mesin untuk menggerakan lengan boneka Turk ke atas dan ke bawah. Pengendalian tuas menyebabkan tangan boneka Turk dapat mengepal dan membuka, sehingga memungkinkannya memindahkan buah catur. Semua ini dapat dilihat oleh operator mesin dengan menggunakan lilin sederhana, yang sistem ventilasinya terdapat di dalam boneka tersebut. Bagian lain dari mesin tersebut dapat mengeluarkan suara jarum jam yang akan diputar apabila Turk melakukan pergerakan—demi menguatkan kesan mesin sungguhan—serta ada perangkat lain untuk mengatur berbagai ekspresi wajah Turk. Sebuah kotak suara ditambahkan setelah Turk dimiliki oleh Mälzel, yang menyebabkan mesin tersebut dapat bersuara "Échec!" (bahasa Perancis untuk "skak") saat pertandingan berlangsung.
Operator di dalam mesin juga memiliki alat untuk membantunya berkomunikasi dengan demonstran yang berada di luar. Dua cakram kuningan bertuliskan angka-angka ditempatkan secara berlawanan di dalam dan di luar kotak mesin. Sebuah tongkat digunakan untuk memutar cakram ke nomor yang diinginkan, sebagai kode antara operator dan demonstran.
 

Pembongkaran rahasia:

Ketika Turk belum hancur, ada banyak buku dan artikel yang ditulis tentang bagaimana caranya bekerja, tetapi banyak yang sangat tidak akurat, yang menarik kesimpulan keliru dari pengamatan luar.
Rahasia Turk berakhir saat artikel Dr. Silas Mitchell dalam The Chess Monthly mengungkapkan rahasia tersebut secara keseluruhan. Mitchell, putra dari pemilik terakhir Turk, John Kearsley Mitchell, menulis bahwa "tidak ada rahasia yang disimpan saat Turk masih ada. [meski] Diterka—pada sebagian—berkali-kali, tiada satu pun dari beberapa penjelasan [yang ada] … dapat memecahkan teka-teki menarik tersebut." Ketika Turk lenyap dimakan api pada waktu mempublikasikan ini, Silas Mitchell merasa bahwa "tiada lagi alasan untuk menyembunyikan [rahasia] dari para pecatur amatir, [tentang] penjelasan untuk enigma kuno ini."
Catatan biografi terutama mengenai Mälzel dan pemain caturnya terdapat dalam Buku Kongres Catur Amerika Pertama, dipublikasikan oleh Daniel Willard Fiske pada 1857. Catatan tersebut, "Automaton Pecatur di Amerika," ditulis oleh Profesor George Allen dari Philadelphia, dalam bentuk surat kepada William Lewis, salah satu mantan operator automaton tersebut.
Pada tahun 1859, sebuah surat yang dipublikasikan di Philadelphia Sunday Dispatch oleh William F. Kummer (seseorang yang bekerja sebagai direktur di bawah John Mitchell) mengungkapkan salah satu rahasia lainnya: lilin di dalam kotak. Rangkaian pipa yang terbentang dari alat penerangan sampai sorban Turk digunakan sebagai ventilasi. Asap yang mengepul dari sorban akan disamarkan oleh asap yang datang dari tempat lilin lainnya di sekitar tempat permainan berlangsung.
Sebuah ilustrasi cara kerja boneka Turk. Berbagai bagian dikendalikan oleh manusia melalui tuas dan mesin bagian dalam. Ini merupakan distorsi ukuran berdasarkan perhitungan Racknitz, menampilkan desain yang mustahil dalam kaitannya dengan ukuran asli mesin tersebut.
 
Kemudian pada tahun 1859, sebuah artikel anonim muncul di Littell's Living Age yang diduga merupakan kisah mengenai Turk dari pesulap Perancis Jean Eugène Robert-Houdin. Artikel ini memiliki banyak kesalahan, dari tanggal kejadian hingga cerita tentang seorang perwira Polandia yang kakinya diamputasi namun akhirnya diselamatkan oleh Kempelen dan diselundupkan ke Rusia dengan cara bersembunyi dalam mesin [Turk] tersebut.
Artikel baru tentang Turk tidak muncul sebelum tahun 1899, ketika The American Chess Magazine mempublikasikan informasi mengenai pertandingan Turk dengan Napoleon Bonaparte. Pada dasarnya cerita tersebut merupakan ulasan dari catatan yang telah ada sebelumnya. Informasi substantif tidak muncul sampai tahun 1947, ketika Chess Review mempublikasikan artikel buatan Kenneth Harkness dan Jack Straley Battell yang berisi tentang sejarah dan deskripsi Turk yang komprehensif, lengkap dengan diagram baru yang merupakan sintesis informasi dari publikasi sebelumnya. Artikel lain ditulis pada tahun 1960 dalam American Heritage oleh Ernest Wittenberg, dengan diagram baru yang menggambarkan bagaimana pengendalinya duduk dalam kabin.
Pada publikasi Henry A. Davidson yang berjudul A Short History of Chess (1945), pertimbangan signifikan terhadap esai karya Poe secara keliru menyatakan bahwa operator [mesin] duduk dalam boneka Turk, bukan pada kursi bergerak di dalam kotak. Sebuah kesalahan juga terjadi dalam buku karya Alex G. Bell, The Machine Plays Chess (1978), yang secara keliru menyatakan bahwa operator mesin tersebut adalah anak laki-laki terlatih (atau orang dewasa bertubuh kecil) yang mengikuti arahan master catur yang bersembunyi di tempat lain di sekitar panggung atau tempat pertunjukan.
Banyak buku mengenai Turk yang dipublikasikan menjelang akhir abad ke-20. Seperti halnya buku Bell, The Great Chess Automaton (1975) karya Charles Michael Carroll lebih berfokus pada studi tentang Turk. Chess: Man vs. Machine (1980) karya Bradley Ewart membahas Turk serta automaton catur lainnya.
Setelah pembuatan Deep Blue (upaya IBM untuk menciptakan komputer yang dapat mengalahkan para pecatur terbaik di dunia), ketertarikan akan Turk kembali lagi, dan dua buku lain dipublikasikan: The Turk, Chess Automaton (2000) karya Gerald M. Levitt, dan The Turk: The Life and Times of the Famous Eighteenth-Century Chess-Playing Machine karya Tom Standage, dipublikasikan pada tahun 2002. Turk digunakan sebagai personifikasi Deep Blue dalam film dokumenter tahun 2003 Game Over: Kasparov and the Machine.
 

Budaya popular:

 
Sebuah iklan untuk pameran Ajeeb, dengan sebuah ilustrasi penampilannya. Ajeeb adalah tiruan Turk.
Karena popularitas dan misteri Turk, pembuatannya menginspirasi sejumlah penemuan dan peniruan, termasuk Ajeeb, atau "Si Orang Mesir" (The Egyptian; sebuah tiruan dari Amerika buatan Charles Hopper yang bermain dengan Presiden Grover Cleveland pada tahun 1885), dan Mephisto, yang mengakui dirinya sebagai mesin "paling terkenal", namun hanya sedikit yang diketahui. Imitasi pertama dibuat saat Mälzel berada di Baltimore. Dibuat oleh Walker Bersaudara, "American Chess Player" memulai debutnya pada bulan Mei 1827 di New York. El Ajedrecista dibuat pada tahun 1912 oleh Leonardo Torres y Quevedo sebagai automaton catur dan memulai debut publiknya saat Paris World Fair pada tahun 1914. Mesin tersebut mampu memainkan permainan akhir benteng+raja vs raja dengan menggunakan elektromagnetik, dan merupakan automaton catur sejati yang pertama, perintis bagi jenisnya sebelum Deep Blue.
Turk pernah dikunjungi oleh Edmund Cartwright di London pada tahun 1784. Ia begitu tertarik dengan Turk sehingga mempertanyakan apakah lebih sulit untuk mengkonstruksi sebuah mesin tenun daripada sebuah mesin yang dapat melakukan berbagai variasi langkah yang dibutuhkan dalam suatu permainan rumit. Pada saat itu, Cartwright akan mematenkan prototipe untuk mesin alat tenun. Sir Charles Wheatstone, seorang penemu, menyaksikan pertunjukan Turk saat mesin itu dimiliki oleh Mälzel. Ia juga melihat beberapa mesin suara milik Mälzel, dan Mälzel kemudian mendemonstrasikan sebuah mesin suara kepada seorang peneliti dan putra remajanya. Alexander Graham Bell memperoleh sebuah salinan buku buatan Kempelen mengenai mesin suara setelah terinspirasi dengan mesin yang sama yang dibuat oleh Wheatstone; Bell melanjutkannya dengan mengajukan paten telepon pertama yang sukses.
Sebuah sandiwara, The Automaton Chess Player, ditampilkan di New York City pada tahun 1845. Sebuah iklan, serta sebuah artikel yang muncul dalam The Illustrated London News, mengklaim bahwa sandiwara tersebut menampilkan Turk buatan Kempelen, tapi sebetulnya itu adalah tiruan Turk yang dibuat oleh J. Walker, yang sebelumnya menampilkan mesin catur Walker.
Film bisu karya Raymond Bernard berjudul Le joueur d'échecs (The Chess Player, Perancis 1927) menyusun unsur-unsur dari kisah nyata Turk menjadi sebuah kisah petualangan yang berlatar masa setelah awal Pemisahan Polandia pada tahun 1772. Dalam film tersebut, "Baron von Kempelen" membantu seorang pemuda nasionalis Polandia yang sedang menghindari pendudukan Rusia—yang juga seorang pecatur yang cakap—dengan menyembunyikannya dalam suatu automaton catur yang disebut Turk, berdasarkan pada boneka buatan Kempelen yang sebenarnya. Saat mereka hampir berhasil melintasi perbatasan, Baron dipanggil ke Sankt Peterburg untuk memperlihatkan Turk di hadapan Maharani Yekaterina II. Seperti halnya yang dilakukan Napoleon, Yekaterina mencoba untuk menipu Turk, yang ditanggapi oleh Turk dengan mengacak-acak buah catur di atas papan.
Turk juga menginspirasi karya sastra fiksi. Pada tahun 1849, hanya beberapa tahun sebelum Turk musnah, Edgar Allan Poe mempublikasikan kisah "Von Kempelen dan Penemuannya". Cerita pendek buatan Ambrose Bierce yang berjudul "Moxon's Master", dipublikasikan pada tahun 1909, adalah kisah mengerikan tentang automaton pecatur yang menyerupai Turk. Pada tahun 1938, John Dickson Carr mempublikasikan The Crooked Hinge, sebuah misteri ruang terkunci dalam seri novel detektif Dr. Gideon Fell. Di antara teka-teki yang disajikan ada automaton yang beroperasi dengan cara yang tak dapat dijelaskan kepada para tokoh. Sebuah cerpen fiksi ilmiah tahun 1977 kerya Gene Wolfe, "The Marvellous Brass Chessplaying Automaton", juga menceritakan suatu mesin yang sangat mirip dengan Turk. Cerita karya F. Gwynplaine MacIntyre pada tahun 2007 berjudul "The Clockwork Horror" mereka ulang pertemuan nyata Edgar Allan Poe dengan mesin catur Mälzel, dan juga menetapkan (dari iklan kontemporer di surat kabar Richmond) kapan tepatnya pertemuan itu berlangsung.
Walter Benjamin menyinggung mesin Turk dalam tesis pertamanya berjudul Tesis Filosofi Sejarah (Über den Begriff der Geschichte) yang ditulis pada tahun 1940.
Pada tahun 2005, Amazon.com meluncurkan Amazon Mechanical Turk. Situs berbasis aplikasi perangkat lunak mengkoordinasi tugas pemprograman dengan kecerdasan manusia yang terinspirasi dari sebagian cara Kempelen dalam mengoperasikan Turk. Program ini dirancang untuk melakukan tugas-tugas manusia, seperti memperbandingkan warna, dengan cara kerja komputer.
Sebuah perangkat keras dan perangkat lunak berbasis AI platform catur bernama aneh adalah plot elemen alur kunci dalam drama televisi 2008 Terminator: The Sarah Connor Chronicles, pertama kali disebutkan dalam episode ketiga.
Pada tahun 2013, pada episode Doctor Who "Nightmare in Silver" ditampilkan Turk versi masa depan, dengan sebuah Cyberman sebagai pemainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar